Ciri kedua manhaj dinul Islam ini adalah ia merupakaan pergerakan nyata. Ia merupakan gerakan yang mempunyai tahapan-tahapan. Setiap tahapan memiliki wasilah-wasilah yang memadai dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan dan keperluan-keperluan yang nyata. Setiap tahapan berpadan dengan tahapan yang mengiringinya. Maka ia tidak menghadapi realiti dengan teori-teori semata, sebagaimana ia tidak menghadapi tahapan-tahapan realiti ini dengan wasilah-wasilah yang beku.
Ada orang yang menelusuri nas-nas untuk mencari kesaksian (dalil) mengenai manhaj Islam dalam jihad. Tetapi dia tidak memperhatikan ciri-ciri ini. Juga tidak mengerti tabiat tahapan-tahapan yang dilalui oleh manhaj ini dan hubungan nas-nas yang berbeza-beza dengan tahapan masing-masing itu. Maka orang semacam ini akan melakukan percampuradukkan yang hebat, akan memberikan kemasan kepada manhaj agama Islam ini dengan kemasan yang menyesatkan, dan akan membawa nas-nas itu secara tidak proporsional, tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaedah akhirnya.
Hal itu disebabkan mereka menganggap setiap nas sebagai nas yang akhir, seperti kaedah-kaedah final dalam agama ini. Mereka sudah mengalami kekalahan spiritual dan rasional di bawah tekanan realiti yang keras terhadap anak cucu kaum muslimin yang tidak ada lagi padanya Islam kecuali tinggal namanya saja. Namun mereka berkata "Islam itu tidak berjihad (berjuang) kecuali hanya dengan membela diri (defensif)."
Mereka mengira telah berbuat kebaikan kepada agama ini dengan menyingkirkan Islam dari manhajnya:
- Iaitu melenyapkan semua taghut dari seluruh permukaan bumi,
- menjadikan manusia sebagai abdi-abdi Allah saja,
- dan membebaskan mereka dari menyembah kepada sesama makhluk kepada menyembah kepada Allah saja. Tuhan bagi semua makhluk.
- Akan tetapi, tidak memaksa mereka untuk memeluk akidahnya.
- Namun dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk memeluk akidah ini, sesudah merobohkan sistem politik yang mendominasi.
- Atau, memaksanya membayar jizah dan menyatakan penyerahan dirinya.
- Lantas, memberikan kebebasan keapda masyarakatnya untuk memeluk atau tidak memeluk akidah ini dengan penuh kebebasan.
[Mukaddimah]
0 comments:
Post a Comment